Masih ku renangi samudra jiwamu dalam diam, tanpa senandung biasa ku ukir didinding hatimu, menyatu diantara riak ombak jiwamu...
Aku menepi dari ramai kelana yang jua memburumu, tak ku pungkiri riak cemburu dan luka kadang menghujamku, dan diam ku hirup seluruh nyeri, ku bawa berlari membasuhnya pada pancuran bening berwudhu dan ku rebahkan dalam sujud keberserahan...
Lama sudah ku susuri samudra hatimu, melewati buih-buih dosa mencari jalan cahaya,
Aku hanya mengenali satu bayang wajah cahaya cinta, yang membuatku tak pernah berhenti menyusuri dan menyelami samudra jiwamu, yang menjadi lembar perjalanan kitab cinta jiwaku...
Masih ku renangi samudra cintaNya, samudra jiwamu dalam diam, hingga jabaran takdirNya menetapkan perjalanan takdir akhirku mewujud nyata, dan ku terima dengan seluruh keikhlasan hatiku pada apapun ketetapan akhirNya, yang Maha Pemilik segala kehendak.
Aku menepi dari ramai kelana yang jua memburumu, tak ku pungkiri riak cemburu dan luka kadang menghujamku, dan diam ku hirup seluruh nyeri, ku bawa berlari membasuhnya pada pancuran bening berwudhu dan ku rebahkan dalam sujud keberserahan...
Lama sudah ku susuri samudra hatimu, melewati buih-buih dosa mencari jalan cahaya,
Aku hanya mengenali satu bayang wajah cahaya cinta, yang membuatku tak pernah berhenti menyusuri dan menyelami samudra jiwamu, yang menjadi lembar perjalanan kitab cinta jiwaku...
Masih ku renangi samudra cintaNya, samudra jiwamu dalam diam, hingga jabaran takdirNya menetapkan perjalanan takdir akhirku mewujud nyata, dan ku terima dengan seluruh keikhlasan hatiku pada apapun ketetapan akhirNya, yang Maha Pemilik segala kehendak.
By.. Velysha Gadis APH SMPN 7 Surabaya
kali berita ini telah dibaca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Note :
- Harap Komentar Sesuai dg Judul Bacaan
- Tidak diperbolehkan Untuk Mempromosikan Barang ato Berjualan
- Bagi Komentar Yg Menautkan Link Aktif di anggap Spam
Selamat Berkomentar dn Salam persahabatan